Sebenernya itu salah satu judul
komposisi di buku piano saya. Sebuah lagu klasik Jerman yang dimainkan pada
tangga nada D mayor dengan tempo moderato.
Seperti biasa, sambil main tuh lagu
saya iseng ngelamun ngalor ngidul, seolah menciptakan videoklip di benak saya. Du Liegst
Mir Im Hertzen dalam Bahasa Inggris artinya you live in my heart.
Secara judulnya emosional gitu, yang
muncul di benak saya adalah wajah-wajah orang yang sangat berarti bagi saya.
Saking berartinya, kehadiran mereka
susah tergantikan oleh siapa pun.
Yang pertama adalah almarhumah ibu
saya. Banyak yang bilang kami sangat mirip satu sama lain. Tapi sebenernya
nggak juga. Ibu saya orang rumahan, terampil menangani semua urusan rumah
tangga dan sangat feminine, dalam artian beliau mudah sekali tersentuh dan
menitikkan airmata. Sementara saya begajulan, hobi naik gunung, nggak bisa
masak dan cuek abis.
Namun, meskipun dalam banyak hal
kami berbeda, ibu saya adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering. I am who I am now because of her. Sedih
rasanya kalo inget saya dulu begitu egois, bahkan hanya untuk sekedar bilang ‘I love you’ padanya.
Yang menempati posisi kedua adalah
teman-teman pecinta alam saya semasa kuliah di Malang. Ada Didi yang baik hati
banget. Dia adalah orang yang rela memberikan ransel North Face-nya cuma
gara-gara saya suka warnanya. Dia juga pernah memberi saya karabiner
‘keberuntungannya’ ketika saya gagal menaklukkan jalur panjat Tebing Lembah
Kera.
Selain Didi, masih ada Deby, Bang Johnny, Mbak Min, Mbak Ade, Kak Ian,
Koriah, Achoo, Mas Juned, Mas Yusli, Mas Dodo, Mas Leman, Mbak Nanin, Mas
Benny, David, Mas Sigit, Mas Helmy, Mas Toto, Mas Dedy, Mbak Ache dan Eny.
Ketika ibu saya meninggal,
merekalah yang berdiri di samping saya saat itu, mengurus surat izin absen
kuliah, menyediakan tiket pesawat Surabaya-Balikpapan PP dan mengantar saya ke
bandara pukul dua dini hari. Saya nggak bisa bayangin seandainya pada saat itu
saya tidak memiliki mereka. Mereka sampai menggelar tikar di halaman kost dan
bergiliran membaca tahlil sepanjang malam. Sampai saat ini pun, saya belum
menemukan orang-orang seistimewa mereka.
Maka dari itu, Ya Rabb, jadikanlah
saya orang yang istimewa bagi mereka … dan juga yang lainnya. Amin.
0 comments :
Post a Comment