Wednesday, May 22, 2013

Du Liegst Mir Im Hertzen (?)

Posted by Unknown at 7:20 AM
Sebenernya itu salah satu judul komposisi di buku piano saya. Sebuah lagu klasik Jerman yang dimainkan pada tangga nada D mayor dengan tempo moderato.
Seperti biasa, sambil main tuh lagu saya iseng ngelamun ngalor ngidul, seolah menciptakan videoklip di benak saya. Du Liegst Mir Im Hertzen dalam Bahasa Inggris artinya you live in my heart.
Secara judulnya emosional gitu, yang muncul di benak saya adalah wajah-wajah orang yang sangat berarti bagi saya. Saking berartinya,  kehadiran mereka susah tergantikan oleh siapa pun.
Yang pertama adalah almarhumah ibu saya. Banyak yang bilang kami sangat mirip satu sama lain. Tapi sebenernya nggak juga. Ibu saya orang rumahan, terampil menangani semua urusan rumah tangga dan sangat feminine, dalam artian beliau mudah sekali tersentuh dan menitikkan airmata. Sementara saya begajulan, hobi naik gunung, nggak bisa masak dan cuek abis.
Namun, meskipun dalam banyak hal kami berbeda, ibu saya adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering. I am who I am now because of her. Sedih rasanya kalo inget saya dulu begitu egois, bahkan hanya untuk sekedar bilang ‘I love you’ padanya.
Yang menempati posisi kedua adalah teman-teman pecinta alam saya semasa kuliah di Malang. Ada Didi yang baik hati banget. Dia adalah orang yang rela memberikan ransel North Face-nya cuma gara-gara saya suka warnanya. Dia juga pernah memberi saya karabiner ‘keberuntungannya’ ketika saya gagal menaklukkan jalur panjat Tebing Lembah Kera.
Selain Didi, masih ada Deby,  Bang Johnny, Mbak Min, Mbak Ade, Kak Ian, Koriah, Achoo, Mas Juned, Mas Yusli, Mas Dodo, Mas Leman, Mbak Nanin, Mas Benny, David, Mas Sigit, Mas Helmy, Mas Toto, Mas Dedy, Mbak Ache dan Eny.
Ketika ibu saya meninggal, merekalah yang berdiri di samping saya saat itu, mengurus surat izin absen kuliah, menyediakan tiket pesawat Surabaya-Balikpapan PP dan mengantar saya ke bandara pukul dua dini hari. Saya nggak bisa bayangin seandainya pada saat itu saya tidak memiliki mereka. Mereka sampai menggelar tikar di halaman kost dan bergiliran membaca tahlil sepanjang malam. Sampai saat ini pun, saya belum menemukan orang-orang seistimewa mereka.  
Maka dari itu, Ya Rabb, jadikanlah saya orang yang istimewa bagi mereka … dan juga yang lainnya. Amin.

0 comments :

Post a Comment

 

A Piece of Heaven Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review